Lebih lanjut, Pernat menilai bahwa keberhasilan Ducati menempatkan banyak pembalap di barisan depan klasemen bukan karena faktor teknis semata.
“Giannantonio atau Bagnaia, semua kesulitan. Memang benar klasemen penuh dengan Ducati di depan, tapi itu lebih karena situasi dan bukan kekuatan teknis murni yang luar biasa,” sambungnya.
Dengan performa gemilangnya, Marquez bahkan diprediksi bisa mengunci gelar juara dunia di MotoGP San Marino 2025 yang berlangsung di Misano. Jika tren negatif Alex Marquez terus berlanjut, maka peluang Baby Alien meraih gelar lebih cepat akan semakin terbuka lebar.
“Mungkin saja Marquez mengamankan gelar di Misano. Jika saudaranya, Alex, tidak bisa membalikkan tren negatif dari tiga GP terakhir, Marc bisa jadi juara dunia di sana, di tanah Valentino Rossi: itu bukanlah kejutan besar, tapi jelas sebuah hal yang patut direnungkan,” ungkap Pernat.
Terlepas dari kualitas motor Ducati, Pernat menekankan bahwa nilai dari seorang pembalap tidak bisa diperdebatkan. Marquez dianggap sebagai faktor utama yang mengubah wajah Ducati menjadi tim dominan di MotoGP 2025.
“Bagaimanapun, bahwa dia adalah yang terkuat sudah jelas: ya, memang punya motor terbaik, tapi nilai dari sang pembalap tak bisa diperdebatkan,” pungkasnya.