Meski demikian, muncul pertanyaan soal nasib cabang olahraga non-Olimpiade. Erick memastikan tidak ada cabor yang dihapus karena KONI telah menyiapkan panggung khusus agar cabang tersebut tetap berkembang.
“Bagaimana dengan cabor yang lain? Tadi disampaikan akan ada Pekan Olahraga Pendamping. Jadi bukan dihapus, tapi ditata. PON fokus pada Olympic sport, lalu ada ajang pendamping untuk cabor lain,” jelas Erick.
Agenda multi-ajang olahraga juga makin terstruktur. Setelah PON NTT-NTB 2028 yang akan fokus pada cabor Olimpiade, sejumlah PON pendamping telah disiapkan, mulai dari PON Bela Diri 2025 di Kudus, PON Pantai 2026 di Jakarta, PON Indoor, hingga PON Remaja pada 2027.
Erick menegaskan pertemuan ini hanyalah tahap awal dari transformasi besar ekosistem olahraga Indonesia. Pemerintah, KONI, dan Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) akan membentuk tim khusus untuk menyatukan aturan, menyelesaikan persoalan, dan memastikan seluruh pembinaan berjalan dalam pola nasional yang jelas.
“Pertemuan satu jam belum menyelesaikan semua. Kita akan buka semua masalah dan cari solusinya bersama. PON dan ajang pendamping harus bergerak dalam satu pola besar pembinaan olahraga nasional,” tutup Erick yang juga menjabat Ketua Umum PSSI.