“Dari awal masuk lapangan, saya memang fokus untuk bermain semaksimal mungkin. Tidak mau memikirkan menang atau kalah, lolos ke semifinal atau tidak. Meskipun kalah, saya cukup puas dengan penampilan hari ini,” kata Ginting dikutip dari rilis PBSI, Jumat (15/12/2023).
“Dari dua hari terakhir bahkan saya merasa ini penampilan terbaik saya. Saya tadi bermain lebih sabar, lebih berani mengolah bola, lebih berani mengembangkan permainan,” tambahnya.
Pada laga laga Grup A lainnya, jagoan tuan rumah, Shi Yu Qi, sukses menghajar unggulan pertama asal Jepang, Kodai Naraoka, dengan skor 18-21, 23-21 dan 21-13. Shi Yu Qi sukses mengamankan tiket ke semifinal sebagai juara grup, ditemani oleh Axelsen, yang menjadi runner up.
Sementara Ginting terpaksa gigit jari. Meski sama-sama meraih dua kemenangan dan satu kekalahan di Grup A seperti Shi Yu Qi dan Axelsen, Ginting kalah selisih game dari kedua pemain tersebut sehingga berakhir di peringkat ketiga dan gagal lolos ke semifinal.
“Memang sangat disayangkan sudah dua kali menang tapi belum berhasil lolos ke semifinal, hanya ya sudah memang persaingan di tunggal putra seketat itu. Tidak ada yang bisa memprediksi,” jelas pemain berusia 27 tahun itu.
Walau gagal ke semifinal WTF 2023, Ginting memetik pelajaran berharga. Dia menganggapnya sebagai pemanasan menuju Olimpiade Paris 2024 yang akan menggunakan sistem pertandingan yang sama, yakni babak grup.
“Saya mengambil pelajaran bahwa ini sebagai ajang pemanasan menjelang Olimpiade yang kan hampir sama sistemnya. Grup dulu baru ke fase gugur. Semoga performa ini bisa terus saya tingkatkan di tahun depan,” pungkasnya.