Pada gim kedua, Onik -sapaan Ginting- bisa memegang kendali permainan sejak awal sehingga unggul jauh di angka 6-1 dan 11-6. Namun, Nishimoto bisa melawan selepas interval hingga menyamakan skor menjadi 18-18. Akan tetapi, sang jagoan Tim Merah-Putih sukses menjinakkannya di poin-poin kritis untuk mengunci kemenangannya dengan skor 21-19.
Ginting pun sadar Nishimoto sengaja merubah pola permainannya selepas interval gim kedua agar bisa menyerangnya. Namun, berkat pengalaman dari pertemuan-pertemuan sebelumnya, pemain kelahiran Cimahi itu juga mengetahui kelemahan lawannya.
“Di gim kedua setelah unggul di interval, lawan mengubah pola dengan memaksa untuk memegang kontrol di depan. Saya jadi banyak mengangkat bola dan akhirnya dia banyak mendapat kesempatan menyerang,” jelas pemain berusia 27 tahun itu.
“Kami banyak mengadu strategi karena sudah tahu juga kelebihan dan kelemahan masing-masing,” tambahnya.
Kemenangan itu membawa Ginting ke babak 16 besar turnamen Super 1000 itu. Selanjutnya, dia akan melawan pemenang laga antara Viktor Axelsen dan Weng Hong Yang.
Dari segi rekor pertemuan, Ginting kalah dari kedua pemain tersebut. Dia memiliki rekor 4-13 kontra Axelsen dan 1-4 melawan Weng. Bahkan, dia baru bisa mengalahkan Weng pada pekan lalu di babak 32 besar French Open 2024.
Kendati demikian, juara Singapore Open 2023 itu tak gentar menghadapi siapa pun pemenang dari laga tersebut. Dia tak mempedulikan rekor pertemuan yang ada dan fokus mempersiapkan dirinya sebaik mungkin agar bisa melangkah ke semifinal All England 2024.
“Besok mau melawan Viktor (Axelsen) ataupun Weng Hong Yang, yang terpenting adalah mempersiapkan diri sendiri dalam semua sisi baik itu mental pikiran, teknis maupun non-teknis. Rekor pertemuan tidak bisa mencerminkan hasil pertandingan saya rasa jadi fokus untuk menyiapkan diri sebaik mungkin,” pungkasnya.