Terakhir kali sektor tunggal putri Indonesia menyumbangkan medali di ajang ini terjadi pada 2015, saat Lindaweni Fanetri meraih medali perunggu. Sedangkan medali emas terakhir di sektor ini diraih oleh legenda bulu tangkis, Susy Susanti, pada 1993.
"Pasti anak-anak juga ingin karena sudah berapa puluh tahun kalau lihat sejarahnya," ujar Imam menambahkan.
Kini, dengan performa dan kepercayaan diri yang sedang meningkat, peluang untuk mengakhiri penantian panjang itu terbuka lebar.
Berdasarkan undian resmi turnamen, Gregoria akan membuka langkahnya menghadapi Petra Maixnerova dari Republik Ceko, sementara Putri akan meladeni Happy Lo Sin Yan dari Hong Kong di babak pertama.
Kedua wakil Indonesia harus memanfaatkan momentum awal ini sebagai batu loncatan untuk melaju sejauh mungkin, bahkan hingga mencapai mimpi sang pelatih: podium tertinggi.