Kekalahan ini menjadi pukulan bagi tunggal putri Indonesia yang sebelumnya menaruh harapan besar pada Gregoria. Sebagai pemain peringkat tujuh dunia, dia sejatinya difavoritkan bisa melangkah lebih jauh di turnamen bergengsi ini.
Sim Yu Jin yang berada di peringkat 12 dunia terbukti tampil lebih konsisten. Serangannya membuat Gregoria kesulitan mengembangkan permainan. Ketahanan mental yang ditunjukkan wakil Korea Selatan itu juga menjadi faktor penentu jalannya laga.
Bagi Gregoria, hasil ini tentu menjadi evaluasi penting jelang turnamen besar lainnya. Dia perlu memperbaiki fokus dan konsistensi agar bisa kembali bersaing di level tertinggi tunggal putri dunia.
Kegagalan di Paris bukanlah akhir, melainkan pelajaran berharga untuk memperkuat mentalitas. Gregoria masih punya banyak kesempatan untuk bangkit dan membawa kembali kebanggaan bagi Indonesia di panggung bulutangkis dunia.