Meski tekanan datang dari belakang, Bagnaia tetap tenang. Ia menjaga kecepatan Ducati Desmosedici GP25-nya dengan presisi tinggi, memastikan tidak ada celah sedikit pun bagi lawan untuk mendekat. Memasuki lap keenam, dominasi Pecco semakin nyata — ia seperti berada di kelas tersendiri.
Lap demi lap berlalu, dan tak ada pembalap yang mampu mengancam posisinya. Hingga bendera finis dikibarkan, Bagnaia tetap memimpin tanpa kesalahan sedikit pun. Dia menyelesaikan sprint dengan catatan waktu sempurna, disusul Alex Marquez dan Fermin Aldeguer.
Kemenangan di Sepang menjadi kebangkitan penting bagi Bagnaia yang sebelumnya gagal tampil kompetitif di Mandalika dan Phillip Island. Hasil ini tidak hanya memulihkan kepercayaan dirinya, tetapi juga mengerek posisinya ke peringkat ketiga klasemen sementara MotoGP 2025.
Konsistensi yang ditunjukkan Bagnaia dalam sprint ini juga mempertegas statusnya sebagai salah satu pembalap paling berpengalaman dan tenang di lintasan. Strateginya menekan di awal, menjaga ritme di tengah, dan mengontrol kecepatan hingga finis terbukti efektif.
Di sisi lain, Alex Marquez dan Fermin Aldeguer juga layak mendapat pujian karena tampil solid sepanjang balapan. Namun, performa mereka tetap tak cukup untuk menandingi kecepatan Ducati milik Bagnaia yang nyaris tanpa cela.
Bagi Ducati Lenovo, kemenangan ini mempertegas dominasi mereka di lintasan cepat seperti Sepang, yang terkenal menuntut keseimbangan antara power dan kontrol. Bagi Bagnaia sendiri, ini bukan hanya kemenangan biasa, melainkan pernyataan tegas bahwa dia masih menjadi ancaman serius dalam perburuan gelar juara dunia.
Dengan performa seperti ini, Bagnaia tampak siap melanjutkan momentum positifnya menuju seri berikutnya. Setelah bangkit dari keterpurukan, satu hal jelas — sang juara dunia dua kali itu belum habis.