Pacquiao adalah ketua dari faksi PDP-Laban yang dipimpin olehnya dan Senator Aquilino "Koko" Pimentel III. Faksi lain dari partai tersebut awal bulan ini menominasikan Presiden Rodrigo Duterte sebagai calon wakil presidennya, dan mantan ajudan Duterte, Senator Bong Go, sebagai calon presidennya.
Akan tetapi, Go menolak untuk mencalonkan diri sebagai presiden. Sedangkan Duterte, yang dilarang oleh konstitusi untuk mencalonkan diri untuk masa jabatan enam tahun kedua, telah menerima pencalonan tersebut. Itu berarti, Pacquiao akan berhadapan dengan Duterte yang berstatus sebagai calon wakil presiden pada pemilihan presiden tahun depan, meskipun belum diketahui siapa yang akan menjadi rival utamanya.
Sebagaimana diketahui, Pacquiao saat ini sudah berada di penghujung kariernya. Namun, petinju berusia 42 tahun itu belum memutuskan untuk pensiun setelah dikalahkan oleh Yordenis Ugas bulan lalu. Meski begitu, jika dia terpilih menjadi Presiden Filipina tahun depan, sepertinya dia akan berhenti dari dunia tinju yang telah membesarkan namanya itu.
Pasalnya, tidak mungkin bagi seorang presiden untuk memimpin sebuah negara dalam keadaan bonyok setelah bertarung. Akan tetapi, bukan mustahil jika Pacman akan menjadi presiden pertama di dunia yang melakukan hal tersebut karena dia adalah petarung sejati di dalam dan di luar ring.