Yang menarik, meskipun telah melampaui ekspektasi, Janice tetap menunjukkan sikap tenang dan tidak larut dalam euforia.
“Ini hanyalah pertandingan biasa, jadi saya akan lihat bagaimana saya bermain besok,” ucapnya lagi menegaskan.
Komentar ini menunjukkan fokus luar biasa dari Janice. Ia memilih untuk tidak tertekan oleh beban sejarah, meskipun tahu bahwa seluruh mata publik Indonesia kini tertuju padanya.
Apabila Janice berhasil menaklukkan Tiantsoa, ia akan menjadi petenis Indonesia pertama yang meraih gelar juara WTA sejak Angelique Widjaja di tahun 2022. Kemenangan ini juga berpotensi membukakan pintu ke lebih banyak turnamen WTA dan Grand Slam tahun depan.
Bukan tidak mungkin, Indonesia akan kembali memiliki wakil yang konsisten bersaing di puncak tenis dunia—dan Janice adalah tumpuannya.