Setelah menegaskan akan tetap bersama Aprilia hingga musim 2026, Martin tampaknya siap menatap sisa musim dengan penuh ambisi.
"Jadi, saya bangga dengan ini. Kita harus terus berusaha untuk tetap bersama, menjadi keluarga, karena sangat penting untuk mendapatkan kepercayaan diri untuk masa depan," tegasnya.
Situasi ini tentu membuat Aprilia Racing kembali diperhitungkan sebagai ancaman serius bagi Ducati yang kini mendominasi persaingan.
Saat ini, Ducati kokoh di puncak klasemen konstruktor dengan 430 poin, unggul jauh dari Aprilia yang mengoleksi 187 poin. Namun, dominasi itu mulai diganggu oleh performa konsisten Marco Bezzecchi, yang meraih kemenangan di Inggris serta podium di Belanda dan Ceko.
Dengan motor berpaket serupa, Martin tentu punya potensi besar untuk menandingi rekan-rekan di Ducati. Terlebih, motivasinya kini meningkat seiring membaiknya hubungan dengan tim.
Di klasemen pembalap, posisi tiga besar saat ini dikuasai oleh rider Ducati: Marc Marquez (Ducati Lenovo), Alex Marquez (Gresini Ducati), dan Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo). Sementara Bezzecchi mengintai di posisi keempat dengan 156 poin.
Kembalinya Jorge Martin tidak hanya menjadi angin segar bagi Aprilia, tapi juga alarm bahaya bagi para rival. Dengan chemistry yang mulai terbangun kembali, Aprilia Racing punya semua alasan untuk optimis menghadapi sisa musim.
Apakah Martin akan jadi kuda hitam di paruh akhir musim MotoGP 2025? Ducati harus bersiap menghadapi kebangkitan tim yang sempat tertidur.