Terkait target comeback, Gregoria menyatakan bahwa Japan Open 2025 menjadi sasaran realistis untuk dirinya kembali ke turnamen. Ia memprediksi membutuhkan sekitar satu bulan masa pemulihan untuk benar-benar siap bermain di level tinggi.
“Kalau untuk level yang tinggi kayaknya perlu recovery sekitar sebulan ini, dan aku berharap banget untuk bisa main di Japan Open sih. Berdoa semoga tidak kambuh lagi,” jelasnya.
Menariknya, Gregoria memilih tidak menggunakan proteksi ranking meski sempat absen beberapa pekan. Ia menjelaskan bahwa untuk bisa menggunakan fasilitas proteksi ranking, seorang atlet harus absen minimal tiga bulan.
Namun, dengan optimisme yang dimilikinya, ia percaya bisa pulih dan bersaing di turnamen Super 750 tersebut tanpa perlu proteksi. “Aku dan pelatih optimis untuk bisa ikut Japan Open. Tiga bulan itu nggak cukup sih kalau mau main di sana,” tegasnya.
Keputusan Gregoria untuk kembali bertanding tanpa perlindungan peringkat menunjukkan semangat juangnya yang tinggi. Di tengah persaingan ketat tunggal putri dunia, keberadaan Gregoria sangat dinantikan.
Publik Indonesia berharap ia bisa kembali dalam performa terbaiknya dan mempersembahkan prestasi gemilang di turnamen-turnamen mendatang, termasuk Japan Open 2025.