Dengan begitu, Axelsen telah menyabet lima gelar BWF World Tour Finals/Super Series Finals setelah kali pertama meraihnya pada edisi 2016 silam. Titelnya pada tahun ini juga menandakan hattrick-nya menjuarai turnamen penutup tahun tersebut tiga kali berturut-turut.
Hebatnya lagi, Axelsen kini menjadi pemain tunggal putra yang paling banyak meraih gelar WTF/Super Series sepanjang sejarah dunia bulutangkis. Dia melangkahi rekor yang sebelumnya dipegang oleh legenda hidup Malaysia, Lee Chong We, dengan empat gelar.
Oleh karena itu, pemain berusia 30 tahun tersebut sangat mengapresiasi kesuksesannya di WTF 2023. Menurutnya, gelar itu sangatlah spesial dan istimewa untuknya.
“Saya merasa sangat bangga, dan saya juga sangat lelah. Turnamen ini spesial bagi saya, gelar besar pertama saya diraih pada tahun 2016,” kata Axelsen dilansir dari laman resmi BWF, Rabu (20/12/2023).
“Saya mengatasi banyak keraguan dan semacam hambatan bagi saya untuk mulai menang, jadi untuk menang lagi di sini memiliki arti yang sangat spesial bagi saya. Ini kelima kalinya saya memenangkan gelar akhir tahun ini, jadi ini sangat Istimewa,” ujarnya.
Uniknya, perjalanannya menjuarai WTF 2023 hampir sama dengan yang dilewatinya saat menyabet titel Super Series Finals 2017 lalu. Kala itu, dia juga menelan kekalahan di laga pembuka dari Shi Yu Qi
Axelsen kemudian gantian menghajar pemain ranking enam dunia itu di semifinal. Dia menilai kekuatan fisik dan mental menjadi kunci keberhasilannya menjadi pemain tersukses di ajang WTF.
“Saya pikir mungkin pada tahun 2017 saya juga kalah darinya di grup dan akhirnya memenangkan pertemuan berikutnya. Beruntung saya berhasil lolos ke semifinal,” tutur Axelsen.
“Di turnamen ini, jika benar-benar tangguh secara fisik dan mental, Anda bisa mendapatkan kesempatan kedua. Saya berhasil memaksimalkannya dan bangga akan hal itu,” ucapnya.