Selain masalah ban, Marini juga menyoroti karakter motor Repsol Honda yang menurutnya masih sulit beradaptasi dengan kondisi lintasan panas. Ia mengaku kehilangan rasa percaya diri ketika masuk ke tikungan karena motornya tidak stabil di bagian depan.
“Motor medium memiliki performa pengereman yang lebih baik, tetapi tanpa rem, motornya terlalu kaku dan tidak mencengkeram aspal untuk berbelok dengan roda depan. Motornya langsung meluncur,” jelas pembalap berusia 28 tahun itu.
Meski tampil di luar ekspektasi, Marini berusaha mengambil sisi positif dari pengalaman di Sepang. Ia menilai tim harus belajar dari kesalahan pemilihan ban dan setup motor agar tidak mengulangi masalah serupa di seri berikutnya.
“Kami perlu mempertahankan hal-hal positif, mengambil hal-hal positif dari akhir pekan ini,” tandasnya.
Hasil di Malaysia menjadi catatan penting bagi Marini dan tim Repsol Honda, yang masih berjuang menemukan konsistensi di musim 2025. Dengan performa motor yang belum stabil dan tantangan teknis yang berulang, tim akan fokus melakukan evaluasi jelang seri berikutnya di MotoGP Portugal 2025.
Marini menegaskan, balapan di Sepang memberi banyak pelajaran soal pengelolaan suhu dan strategi ban, dua faktor yang sangat krusial di MotoGP modern. Meski kecewa, dia tetap yakin Repsol Honda akan menemukan solusi untuk tampil kompetitif di seri-seri berikutnya.