Bagi Marquez, insiden ini memperpanjang catatan buruknya di Sirkuit Mandalika. Sejak MotoGP Indonesia kembali digelar pada 2022, pembalap asal Spanyol itu belum sekalipun menyelesaikan balapan utama di sirkuit ini. Tahun 2022 dia jatuh saat sesi pemanasan, tahun 2023 terjatuh di balapan utama, dan tahun 2024 motornya terbakar hingga membuatnya gagal finis.
Nasib serupa juga dialami Bezzecchi, yang sebelumnya tampil impresif di Mandalika. Sehari sebelumnya, dia sukses memenangkan balapan sprint MotoGP Indonesia 2025 dan menjadi salah satu kandidat kuat untuk merebut podium utama. Namun ambisinya langsung kandas akibat kecelakaan di lap awal.
Kecelakaan ini juga menjadi momen yang menegangkan bagi tim dan penonton di Mandalika. Bendera kuning sempat dikibarkan untuk menandakan kondisi bahaya di lintasan. Meski balapan berlanjut, insiden ini menjadi sorotan utama karena melibatkan dua nama besar MotoGP.
Marquez dan Bezzecchi dikenal sebagai pembalap yang agresif, namun insiden kali ini menunjukkan betapa tipisnya batas antara keberanian dan risiko di level tertinggi balapan motor dunia. Situasi tersebut juga menegaskan bahwa Mandalika tetap menjadi sirkuit yang penuh tantangan, bahkan bagi pembalap berpengalaman sekalipun.
Kini, publik MotoGP menanti kabar resmi lanjutan dari tim medis dan manajemen MotoGP terkait kondisi kesehatan Marquez dan Bezzecchi. Meski keduanya sudah sadar, evaluasi medis lebih lanjut tetap diperlukan untuk memastikan apakah mereka bisa tampil di seri berikutnya.
Tragedi di Mandalika ini sekaligus menambah daftar panjang drama yang selalu menyertai gelaran MotoGP Indonesia sejak kembali masuk kalender dunia. Sirkuit ini lagi-lagi menjadi saksi bahwa kecepatan tinggi dan keberanian ekstrem selalu datang bersama risiko besar.