Dia berteriak kencang sebagai ekspresi dari rasa bahagianya sambil menundukkan kepalanya di atas tangki motornya.
Rider berusia 19 tahun itu terus disambut tepuk tangan yang meriah dari timnya begitu menuruni motornya dan berjalan ke dalam garasi. Tangis Mario Aji pun pecah ketika dia duduk di kursi pembalap miliknya.
Pada momen itu, Mario Aji langsung menangis terisak-isak tanpa membuka helmnya sambil meletakkan kedua tangannya di atas helmnya. Dia benar-benar sangat bahagia bisa mengukir sejarah bagi Indonesia di ajang Moto3.
“Kamu pantas mendapatkannya. Kerja yang bagus,” kata salah satu tim ofisial yang mendatanginya sambil memberikan semangat.
Tentunya menarik menanti kiprah selanjutnya dari pembalap asal Madiun, Jawa Timur, itu di ajang Moto3. Pastinya para pecinta balap motor Tanah Air berharap performa Mario Aji terus meningkat sehingga bisa dilirik tim yang levelnya lebih tinggi di ajang Moto2 atau bahkan MotoGP pada suatu saat nanti.