Pemain-pemain Liga 1 seperti Rizky Pellu (PSM Makassar), Alfin Tuasalamony (Madura United), Novri Setiawan (Persija Jakarta), Manahati Lestusen (PS Tira Persikabo), dan Hansamu Yama Pranata (Persebaya Surabaya) merupakan contoh sukses program SAD. Meniru pendahulunya, kini Garuda Select dijalankan dengan konsisten. Bahkan program tersebut melibatkan tim-tim besar sebagai lawan.
Para pemain muda harus meladeni tim junior asal Inggris dan Italia. Tak main-main, Queens Park Rangers (QPR), Bournemouth, Juventus, Torino, dan Inter Milan harus dihadapi oleh anak didik Des Walker serta Dennis Wise.
Beberapa nama mampu mencuri perhatian seperti David Maulana, Brylian Aldama, dan Amiruddin Bagus Kahfi. Mereka diklaim lebih matang dan siap dibanding pemain-pemain seusianya.
“Kami berharap program ini dapat mengembangkan kualitas dan pribadi pemain-pemain muda berbakat Indonesia. Tentunya sepanjang program Garuda Select, semua pemain dijamin kesehatan fisiknya dan akan dijaga sepenuhnya,” kata Ratu Tisha Destria saat masih menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PSSI.
Tak sekadar mengadaptasi program pendahulunya, Garuda Select juga dikemas secara lebih modern. Kegiatan para pemain saat berlatih maupun bertanding dapat disaksikan secara meluas lewat Mola Tv. Selain itu berbagai kegiatan diwartakan melalui website Garuda Select. Hal ini tentu menjadi warna baru bagi dunia persepakbolaan dalam negeri.
Garuda Select sendiri sudah memasuki tahun ajaran kedua. Pada angkatan pertama, program ini dijalani dari Januari 2019 hingga Juli 2019.
Setelah dianggap sukses, program kedua dilanjutkan beberapa bulan setelahnya. Sayang, kini seluruh kegiatan sedang terhenti karena dunia dihantui wabah virus corona.