Legenda bulu tangkis Indonesia itu juga mengingatkan bahwa target utama dari pembinaan adalah menjadi juara, bukan sekadar peringkat di daftar BWF.
“Jangan hanya mengejar ranking, tapi gimanapun kita tetap yang diinginkan masyarakat itu kan juaranya. Juara (dua) itu gak ada lah kata orang, juara dua. Gak ada juara. Juara itu cuma satu,” tegasnya.
Tak hanya pelatih, Taufik juga memberi sinyal kuat kepada Binpres yang dipimpin Eng Hian. Ia menyebut ada beberapa sektor yang stagnan meski sudah diberi waktu sejak awal tahun, dan kini status mereka akan dievaluasi tanpa harus menunggu akhir tahun seperti sistem lama.
“Dan saya yang terakhir juga mengultimatum dengan cepat apa yang dijanjikan Binpres, ada beberapa nomor yang memang sudah lama di sana, memang prestasinya juga tidak ada. Karena di aturan baru kita, kita bisa tidak harus menunggu akhir tahun,” lanjutnya.
Taufik tak menyebut sektor mana yang ia maksud secara eksplisit, namun menegaskan akan ada perombakan, termasuk potensi degradasi bagi atlet yang dianggap tak berkembang. “Disitu ada 5 sektor. Nah tebak aja deh yang mana. Kita kan lihat yang mana gitu loh, yang memang udah lama enggak ada prestasi,” katanya.
Ia pun menyebut bahwa promosi-degradasi akan kembali diterapkan secara dinamis agar ekosistem kompetitif di Pelatnas tetap terjaga.
“Mungkin kan kita juga yang di bawah kan banyak juga yang menunggu emang mau masuk di dalam pelatnas ini. Jadi ya gak nunggu sampai akhir tahun mesti ada promosi degradasi kayak dulu. Saya rasa itu bagus. Mau buat pelatih, buat pemainnya juga. Lama-lama buat apa?” pungkas Taufik.