Tak hanya mengejar prestasi jangka pendek, Kenneth juga menyoroti pentingnya pembinaan usia dini. Ia berencana membangun kemitraan dengan sekolah-sekolah demi menjaring bibit pecatur potensial sejak dini.
"Target saya ke depan adalah menjalin kerja sama dengan sekolah-sekolah. Saya ingin sekolah-sekolah bisa menjadi tempat lahirnya calon pecatur andalan Jakarta," ucapnya.
Selain itu, Kenneth juga ingin menghidupkan kembali turnamen catur secara rutin, bahkan membuka peluang untuk mengirim atlet berlatih ke Eropa Timur, kawasan yang dikenal sebagai rumah bagi para grandmaster dunia.
"Kejuaraan-kejuaraan akan sering digelar setiap tahunnya dan dalam 30 hari ke depan saya diberi pekerjaan rumah untuk membentuk kepengurusan. Setelah itu, kita akan atur program-program selanjutnya. Kami juga akan meningkatkan eksistensi media sosial Percasi Jakarta karena dunia digital kini sangat penting," tambahnya.
Hardiyanto menegaskan bahwa perjuangan ini tidak bisa dilakukan sendiri. Dukungan dari PB Percasi Pusat, KONI DKI, dan stakeholder lainnya akan menjadi fondasi untuk mendorong eksistensi catur ke tingkat nasional. Ia menyebut masih ada waktu hingga 2026 untuk mendorong penambahan cabor oleh KONI Pusat.
"Ini adalah perjuangan kolektif yang membutuhkan soliditas dan komitmen dari semua pihak. Mari jadikan momentum ini sebagai titik awal membangun ekosistem catur Jakarta yang lebih kuat, terbuka, dan berprestasi," tegasnya.
Dengan visi kuat dan semangat kolaboratif, Hardiyanto Kenneth siap menjadikan Percasi DKI Jakarta sebagai kekuatan dominan dan sumber lahirnya pecatur-pecatur tangguh Indonesia. Era baru catur Jakarta telah dimulai — dan langkah pertama sudah ditetapkan!