Opsi lain yang masih dipertimbangkan adalah memulai dari level turnamen yang lebih rendah terlebih dahulu. Menurut Eng Hian, di bulan Agustus akan ada beberapa event International Challenge dan pada September akan ada turnamen Super 100 yang bisa menjadi panggung awal bagi Dejan bersama partner baru jika mereka berasal dari skuad pratama.
“Kalau pelatih memutuskan enggak, mau dari bawah, opsinya lebih banyak. Agustus ada turnamen International Challenge, September ada turnamen Super 100. Kalau Dejan mau dimainkan turnamen besar, partnernya harus ranking tinggi,” tambahnya.
Sebelumnya, pelatih ganda campuran Rionny Mainaky telah memberikan beberapa nama kandidat kuat sebagai calon partner Dejan. Kebanyakan calon tersebut berasal dari skuad pratama, dan hal ini tidak menjadi masalah bagi Eng Hian selama potensi dan target prestasi masih realistis.
“Pelatih masih memasukkan beberapa nama dengan (Phita Haningtyas) Mentari, dengan Lisa (Ayu Kusumawati), dengan yang skuad pratama, masih menjadi diskusi kita. Mana yang terbaik dan tentunya adalah bagaimana target pencapaiannya,” kata Eng Hian. Ia menegaskan bahwa evaluasi menyeluruh akan dilakukan sebelum keputusan akhir dibuat.
"Kan pastinya harus ada evaluasi, Mentari, Lisa, seperti apa. Kalau ambil pratama progresnya akan seperti apa, itu kan akan menjadi diskusi kita," tutupnya, memberi gambaran bahwa PBSI sangat berhati-hati dalam memilih partner baru demi masa depan karier Dejan.
Dengan situasi ini, para penggemar bulu tangkis harus bersabar menanti pengumuman resmi dari PBSI mengenai siapa yang akan menjadi partner baru Dejan Ferdinansyah. Yang pasti, langkah matang dan strategi yang tepat menjadi kunci utama demi membangun kembali kekuatan ganda campuran Indonesia di pentas internasional.