“Marc selalu menjadi panutan bagi Pecco, terutama di tahun-tahun ketika Marc tak terkalahkan,” katanya lagi.
“Pecco melihatnya sebagai sosok yang patut ditiru, seseorang yang mendorong batas-batas kemampuan,” sambungnya.
Menurut sang ayah, rivalitas seperti ini justru mengasah mental dan performa Pecco, karena sang juara dunia delapan kali adalah tolok ukur ideal.
“Terkadang lawan terbaik juga adalah guru terbaik, dan saya pikir itulah yang terjadi pada mereka,” tutup Pietro.