Imam juga menyoroti bahwa turnamen sekelas Super 750 dan Super 1000 menuntut daya tahan fisik serta konsistensi mental yang tinggi. Hal inilah yang belum sepenuhnya kembali pada Gregoria.
"Saya melihat rally-rally panjang sering sekali terjadi. Selain fisik, fokus juga harus tahan. Ini yang belum kembali dari dia," tambahnya.
"Kelincahan dan pukulan Gregoria juga masih ada keterbatasan. Jadi, ini pelajaran-pelajaran untuk dia menjelang World Championships nanti," lanjut Imam.
Meski hasil di Japan Open cukup mengecewakan, Gregoria Mariska Tunjung menegaskan dirinya tidak ingin larut dalam kekalahan. Ia memilih fokus menatap turnamen selanjutnya: China Open 2025.
"Ketika tampil jelek minggu ini, pasti minggu depan saya harus tampil lebih baik dan saya tahu itu tidak mudah. Maka persiapan selama di sini jelang China Open saya akan dimatangkan lagi," kata Gregoria.