Persaingan makin panas di lap-lap akhir. Fernandez, Munoz, dan Rueda saling menyalip untuk perebutan podium tertinggi. Namun, nasib kurang beruntung menimpa Munoz yang terjatuh di tikungan cepat saat memimpin pada dua lap terakhir. Insiden itu memaksa panitia mengibarkan red flag, sehingga posisi terakhir sebelum bendera merah dikibarkan menjadi hasil resmi.
Fernandez akhirnya ditetapkan sebagai pemenang race Moto3 Mandalika 2025, dengan Rueda di posisi kedua dan Luca Lunetta melengkapi podium ketiga. Meski gagal finis pertama, hasil itu cukup bagi Rueda untuk memastikan gelar juara dunia Moto3 2025 — gelar pertama dalam kariernya di ajang Grand Prix.
“Sirkuit Mandalika selalu menantang, tapi saya menikmati setiap lap. Finis kedua sudah cukup untuk mengamankan gelar juara dunia. Terima kasih kepada tim dan semua orang yang mendukung saya sepanjang musim ini,” ujar Rueda dikutip dari MotoGP.com.
Sementara Fadillah Arbi Aditama harus puas finis ke-19. Setelah sempat turun ke posisi 24 akibat kehilangan grip ban belakang, Arbi kembali menunjukkan semangat pantang menyerah di lap-lap akhir. Hasil itu membuatnya tetap mengantongi poin berharga untuk klasemen akhir musim.
Kendati belum mampu menembus zona poin, performa Arbi tetap diapresiasi oleh publik Indonesia. Pembalap asal Purworejo itu dinilai menunjukkan perkembangan positif sepanjang musim dan makin matang dalam menghadapi tekanan di lintasan kelas dunia.
Rueda pun menorehkan sejarah di Mandalika — bukan hanya meraih podium, tapi juga memastikan dirinya sebagai pembalap terbaik dunia di kelas Moto3 tahun ini. Sirkuit Mandalika pun kini tercatat dalam buku sejarah MotoGP sebagai tempat lahirnya juara dunia baru dari Spanyol.
Dengan hasil ini, Rueda menutup musim dengan dominasi mengesankan. Kemenangan dan konsistensinya sepanjang 2025 membawanya naik kasta ke Moto2 musim depan. Sementara bagi Indonesia, Fadillah Arbi Aditama tetap menjadi simbol kebanggaan dan inspirasi bagi pembalap muda Tanah Air untuk terus melangkah ke level tertinggi.