Selain faktor taktis dan kedisiplinan, alasan lain yang cukup masuk akal adalah keterbatasan kuota pemain yang boleh masuk daftar susunan pertandingan. Dalam laga resmi, setiap tim hanya dapat mendaftarkan maksimal 23 pemain. Padahal, jumlah pemain yang dipanggil dalam pemusatan latihan Timnas Indonesia untuk laga ini mencapai hampir 30 orang.
Dengan kondisi tersebut, pelatih harus memangkas beberapa nama, termasuk mereka yang dianggap belum terlalu krusial dalam strategi utama. Jika pelatih memprioritaskan pemain yang memiliki fleksibilitas di lebih dari satu posisi, maka bek tengah murni seperti Hubner bisa saja menjadi salah satu yang tersisih.
Keputusan ini bukan berarti performanya buruk, melainkan semata-mata karena keterbatasan jumlah pemain yang dapat didaftarkan di pertandingan.
Dari ketiga faktor di atas, rotasi taktis pelatih, dinamika ruang ganti, dan keterbatasan kuota pemain, dapat disimpulkan bahwa absennya Justin Hubner bukan semata karena performa, melainkan hasil dari kombinasi berbagai pertimbangan teknis dan nonteknis. Situasi ini menjadi pelajaran penting bagi semua pemain untuk terus menjaga profesionalisme dan kesiapan, baik di dalam maupun di luar lapangan.
Pada akhirnya, keputusan pelatih tentu didasarkan pada kepentingan tim secara keseluruhan, bukan individu. Dengan demikian, 3 alasan Justin Hubner tidak masuk daftar susunan pemain Timnas Indonesia vs Irak mencerminkan betapa kompleksnya dinamika di balik penyusunan skuad tim nasional. Ke depan, diharapkan Hubner dapat kembali menunjukkan kualitas terbaiknya dan menjadi bagian penting dari pertahanan Garuda dalam laga-laga selanjutnya.