Laporan media Belanda BD.NL pada 2021 pernah mengungkap latar belakang kakek Ragnar. Media tersebut menyebut, sang kakek ternyata pernah menjadi tentara Koninklijke Nederlandsch Indische Leger (KNIL) yang merupakan tentara bentukan Hindia Belanda yang didirikan Belanda pada 1830 di Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, kakek dan nenek Ragnar memutuskan hijrah ke Belanda. Di sana mereka tinggal di daerah Nistelrode, kawasan yang saat itu diperuntukkan untuk orang-orang Maluku.
Ragnar kabarnya memiliki hubungan kerabat dengan sejumlah pejabat di Indonesia. Salah satunya adalah dengan Duta Besar Republik Indonesia untuk China dan Rusia, Djauhari Oratmangoen.
Bukan itu saja, Ragnar juga masih memiliki hubungan keluarga dengan musisi bernama Dharma Oratmangoen dan mantan Bupati Maluku Tenggara Barat (kini Kabupaten Kepulauan Tanibar), almarhum S.J Oratmangoen.
Ragnar terlahir sebagai seorang Kristiani. Namun, dia memutuskan menjadi mualaf setelah belajar keislaman dari seorang sahabatnya. Dia dan sahabatnya itu sering bertukar pikiran, dan salah satunya soal keyakinan.
Kemudian, sang sahabat sering mengajaknya ke masjid. Di tempat ibadah tersebut, hati Ragnar menjadi tenang dan senang setiap mendengar lantunan azan. Setelah mempelajar soal Islam, akhirnya dia memilih untuk masuk Islam di usia dewasa.