JAKARTA, iNews.id - Ada banyak drama yang terjadi selama Piala Dunia 2022. Seperti telah disadari bersama, turnamen sepak bola paling prestisius di muka bumi itu memang selalu menyajikan berbagai drama di setiap edisinya.
Sejak edisi pertama pada tahun 1930 di Uruguay, Piala Dunia rasanya tidak lengkap jika tanpa drama di dalamnya. Ragam peristiwa sensasional di lapangan hijau seolah menjadi sesuatu yang tidak bisa dipisahkan.
Piala Dunia 2022 Qatar kali ini telah menyisakan 4 tim terbaik yang akan bentrok di semifinal. Argentina, Kroasia, Maroko, dan Prancis adalah empat tim nasional yang siap memperebutkan tiket final Piala Dunia 2022.
Tersingkirnya beberapa tim besar seperti Brasil, Spanyol, Portugal, hingga Inggris tentu menjadi drama tersendiri. Apalagi, tidak ada yang menyangka bahwa Maroko menjadi tim kuda hitam yang berhasil mencapai hingga tahap ini.
Namun, Piala Dunia 2022 tidak hanya diwarnai oleh drama kalah menang saja. Ada beberapa peristiwa kontroversial hingga memilukan yang menjadi sorotan dunia.
Sejak awal Piala Dunia 2022 akan digelar, pada negara pro 'One Love' rencananya ingin memakai ban kapten pelangi di setiap pertandingan Piala Dunia 2022.
Akan tetapi, FIFA dan Qatar selaku penyelenggara melarang atribut yang terasosiasi dengan kampanye LGBT.
Meski demikian, hal tersebut tak membuat beberapa negara peserta gentar melakukan kampanye LGBT di Piala Dunia 2022. Beberapa masih nekat mengenakan ban kapten pelangi.
Bahkan, Timnas Jerman sejak laga perdana mereka langsung menjadi buah bibir dunia karena aksi tutup mulut mereka saat berfoto jelang pertandingan.
Aksi tersebut dilakukan sebagai salah satu bentuk kampanye LGBT yang mereka gaungkan.
Gejolak politik di negara Iran ternyata terbawa hingga ke Piala Dunia 2022. Sebanyak 11 pemain Iran yang siap berlaga di laga perdana enggan menyanyikan lagu kebangsaan mereka sendiri.
Hal itu sebagai sikap protes terhadap rezim yang berkuasa di Iran saat ini. Situasi di Iran semakin memanas setelah kematian Mahsa Amini oleh polisi moral Republik Islam Iran. Kondisi juga semakin pelik setelah lebih dari 300 demonstran harus tewas ketika unjuk rasa.
Qatar sebagai negara Islam yang menjadi tuan rumah Piala Dunia telah memberlakukan beberapa aturan etis di kompetisi sepak bola empat tahunan tersebut.
Selain melarang adanya LGBT, Qatar juga mengatur peredaran alkohol dan bir selama Piala Dunia 2022 berlangsung.
Jangan harap bisa mendapatkan minuman keras dengan mudah ketika menyaksikan Piala Dunia 2022. Salah satu negara peserta yang sangat reaktif terhadap kebijakan tersebut adalah Ekuador.
Saat duel pembuka antara Ekuador vs Qatar pada Minggu 20 NOvember 2022), secara spontan fans Ekuador berteriak menginginkan bir. 'We Want Beer!' seru para suporter sepanjang pertandingan.
Drama berikutnya terjadi di pertandingan perempat final antara Belanda vs Argentina pada 10 Desember 2022. Laga yang berakhir imbang dalam 90 menit pertandingan itu memaksa kedua tim harus melakoni perpanjangan waktu hingga adu penalti.
Laga antara dua tim besar tersebut berjalan sangat keras cenderung kasar hingga memaksa wasit Mateu Lahoz bertindak tegas. Total, wasit asal Spanyol itu mengeluarkan sebanyak 17 kartu kuning.
Itu adalah kartu kuning terbanyak dalam satu laga Piala Dunia. Sembilan kartu kuning dilayangkan untuk pemain dan pelatih Argentina. Mereka adalah kepada Lionel Scaloni (pelatih), Marcos Acuna, Cristian Romero, Lisandro Martinez, Leandro Paredes, Lionel Messi, Nicolas Otamendi, Gonzalo Montiel, dan German Pezzella.
Sementara itu, 8 kartu kuning lainnya dilayangkan untuk Belanda kepada Jurren Timber, Memphis Depay, Wout Weghorst, Steven Bergwijn, Steven Berghuis, Denzel Dumfries (2 kali), dan Noa Lang.
Permainan tensi tinggi tersebut diwarnai beberapa bentrok sengit. Salah satu yang paling menyita perhatian adalah saat ketika Leandro Paredes sengaja menendang bola dengan keras ke arah bench pemain Belanda.