Dengan strategi jitu, kerja sama tim, dan ketenangan yang baik, Timnas Indonesia U-23 mampu menjalankan instruksi yang diinginkan sang pelatih.
Memang, statistik menyebut Garuda Muda hanya menguasai 39 persen penguasaan bola. Namun, permainan Indonesia sangat efektif yang membuat lawan frustrasi.
Kondisi itu juga ditunjang dengan gol cepat Kelly Sroyer pada menit kesepuluh lewat sepakan jarak jauh. Padahal, sebelum gol itu, Thailand sedang gencar-gencarnya menyerang.
Gol itu membuat mentalitas Garuda Muda terangkat. Indonesia bermain lebih cair dan percaya diri. Sebaliknya, gol cepat itu menjatuhkan mental tuan rumah.
Faktor kelima ini juga penting. Para pemain Garuda Muda tidak terpancing provokasi lawan. Padahal, sejak awal Thailand berkali-kali mengasari para pemain Indonesia. Namun, Sananta dkk tak terpancing.
Para pemain Indonesia tak melayani permainan keras lawan. Mereka tetap bermain dengan nyaman dan percaya diri. Situasi ini membuat para penggawa Thailand frustrasi.
Faktor keenam ini yang membedakan laga pertama dan kedua Indonesia di fase grup, dengan duel kontra Thailand. Melawan favorit juara, para pemain Indonesia bermain sangat rapih, hampir tak ada kesalahan.
Minim kesalahan, terutama di pertahanan ini membuat Thailand tak menemukan kesempatan untuk mengembangkan permainan. Imbasnya, mereka frustrasi dan gagal keluar dari tekanan.
Kemenangan atas Thailand mengantarkan Indonesia menembus final. Pada laga pamungkas itu, Garuda Muda akan meladeni juara bertaham Vietnam di Rayong Province Stadium, Sabtu (26/8/2023) pukul 20.00 WIB.