Di beberapa pertandingan, Camavinga dimainkan lebih ke depan di sisi kiri untuk membantu serangan. Dalam peran ini, dia sering menekan lawan dari sisi sayap dan menutup ruang saat bertahan. Peran ini menonjolkan kecepatannya serta kemampuan mengirim umpan silang akurat.
Ketika Real Madrid menerapkan sistem dua gelandang bertahan, Camavinga menempati posisi di sisi kiri. Di sini, dia bertugas menjaga area pertahanan kiri sekaligus membantu membangun serangan dari belakang. Peran ini cocok dengan kekuatan kaki kirinya yang dominan.
Selain posisi-posisi utama di atas, Camavinga sering menjadi pemain serbaguna. Dia kerap mengisi celah di berbagai sektor, baik di lini tengah maupun pertahanan, tergantung situasi pertandingan. Pengalamannya bermain di banyak posisi justru membuatnya semakin matang secara taktik.
Camavinga datang ke Real Madrid dari Rennes dengan label gelandang muda berbakat. Namun di bawah asuhan Carlo Ancelotti, dia berkembang menjadi pemain yang bisa diandalkan di berbagai posisi. Hal ini menjadi bukti kedewasaan dan kemampuan adaptasinya terhadap tuntutan taktik modern. Kini, peran itu masih dimainkannya di era Xabi Alonso.
Real Madrid memanfaatkan kemampuan teknis, kecepatan, dan kecerdasan bermain Camavinga untuk menjaga keseimbangan tim di tengah jadwal padat dan badai cedera. Meski sering berpindah posisi, dia mampu menjaga performa konsisten dan menunjukkan etos kerja tinggi.
Kemampuan bermain di banyak posisi juga membuat Camavinga menjadi pemain penting dalam proyek jangka panjang Real Madrid. Pelatih dan penggemar sama-sama menilai bahwa fleksibilitasnya adalah aset besar, terutama dalam situasi krisis pemain.