Hal senada diungkapkan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Dito Ariotedjo. Ia mengaku takjub melihat GBK yang hampir penuh meski hanya untuk ajang kelompok usia.
“Kembali saya apresiasi supporter. Walaupun junior, tapi GBK diperlukan. Kalau full capacity mungkin bisa penuh,” kata Dito dengan bangga.
Dito menilai, energi dari tribun penonton memberikan semangat luar biasa bagi para pemain muda Indonesia. Ia yakin kehadiran puluhan ribu suporter menjadi momen penting dalam proses pembinaan dan mentalitas para pemain ke depan.
Suporter Indonesia memang dikenal sebagai salah satu yang paling militan di Asia Tenggara, dan hal ini kembali terbukti di ajang Piala AFF U-23 2025. Bahkan media-media internasional menyoroti atmosfer luar biasa yang terjadi di SUGBK selama turnamen berlangsung.
Di luar hasil akhir yang belum berpihak pada Garuda Muda, penyelenggaraan Piala AFF U-23 2025 bisa dikatakan sangat sukses. Tak hanya dari sisi teknis pertandingan, tetapi juga dari sisi penyambutan, logistik, keamanan, dan tentu saja, partisipasi publik yang luar biasa.
Kesuksesan Piala AFF U-23 2025 bukan hanya milik federasi atau panitia penyelenggara, tapi juga milik seluruh masyarakat Indonesia. Keteladanan yang ditunjukkan suporter dalam menjaga sportivitas, bahkan ketika tim kalah di final, menjadi bukti bahwa sepak bola telah menyatu dalam budaya bangsa.