JAKARTA, iNews.id - Inilah alasan Timnas Indonesia bakal mampu jadi juara Piala AFF 2022. Skuad asuhan Shin Tae-yong digadang-gadang dapat merebut trofi di ajang dua tahunan tersebut.
Timnas Indonesia memang mengusung misi juara di Piala AFF edisi ke-14 kali ini. Pasalnya, Timnas Indonesia sejauh ini belum pernah merasakan gelar juara.
Sejak turnamen pertama kali digelar pada 1996, Timnas Indonesia mampu menjadi finalis sebanyak 6 kali. Sayangnya, tidak satu pun gelar juara pernah diraih.
Meski begitu, bukan berarti Indonesia adalah tim lemah. Bahkan, banyak yang optimis bahwa Tim Garuda dapat memperoleh trofi perdananya kali ini.
Timnas Indonesia sampai dijuluki sebagai spesialis runner up di Piala AFF. Mirisnya, Tim Garuda empat kali tumbang di final oleh Thailand.
Terakhir dan belum lama terjadi, Indonesia nyaris menjadi juara di Piala AFF 2020. Sayangnya, Tim Merah putih harus menyerah dari Tim Gajah Perang di partai puncak dengan agregat 2-6.
Meski demikian, rekor tersebut sebenarnya cukup lumayan. Oleh sebab itu, heran jika Timnas Indonesia menjadi tim unggulan yang digadang-gadang bakal menjadi juara.
Timnas Indonesia menjadi kontestan Piala AFF 2022 dengan nilai pasar termahal di Asia Tenggara. Nilai pasar Timnas Indonesia melejit seusai datanganya 2 pemain naturalisasi yakni Sandy Walsh dan Jordi Amat.
Total, Indonesia memiliki nilai pasar sebesar 9,30 juta euro atau Rp153,32 miliar. Market value yang mahal itu tidak lain karena banyaknya pemain bintang dan mahal yang menghiasi tim asuhan Shin Tae-yong.
Sebut saja Ilija Spasojevic, Marc Klok, Jordi Amat, hingga pemain-pemain muda seperti Saddil Ramdani, Egy Maulana Vikri, hingga Witan Sulaeman yang terbilang memiliki kualitas serta harga yang mentereng. Sedangkan, pemain dengan predikat termahal adalah Marc Klok dengan 450 juta euro atau Rp7,41 miliar.
Timnas Indonesia kali ini tergabung di Grup A bersama Thailand, Filipina, Kamboja, dan Brunei Darussalam. Kecuali Thailand, Timnas Indonesia bisa dikatakan jauh lebih unggul ketimbang lawan yang lain.
Brunei Darussalam bisa disebut tim paling minor pengalaman di edisi kali ini. Pasukan Mario Rivera bahkan baru dua kali ikut turnamen. Terakhir kali Brunei mengikuti Piala AFF adalah pada 1996 silam.
Kemudian, ada Kamboja yang hanya pernah tampil 9 kali di Piala AFF dan tidak pernah melaju lebih jauh dari fase grup. Indonesia bahkan nyaris tidak pernah kalah selama belasan kali bertemu Kamboja di semua ajang.
Dengan skuad yang mewah dan mentereng seperti saat ini, Filipina semestinya juga bukan lawan yang merepotkan bagi Nadeo dan kawan-kawan. Kendati demikian, Timnas Indonesia tetap harus selalu waspada dan tidak boleh meremehkan tim mana pun.
Pelatih asal Korea Selatan itu saat ini menjadi juru taktik yang dielu-elukan bisa membawa Timnas menjadi juara. Pasalnya, Shin Tae-yong telah membawa banyak perubahan di Skuad Garuda.
Sejak menukangi Timnas, pelatih berusia 52 tahun itu telah menorehkan prestasi nyata. Saat Shin Tae-yong ditunjuk sebagai pelatih Timnas Indonesia pada Desember 2019, Timnas masih menempati peringkat 175 dunia.