Namun, Pastoor juga menyadari bahwa perjuangan Timnas Indonesia masih panjang. Kualitas lawan-lawan yang dihadapi di putaran empat kualifikasi, seperti Arab Saudi dan Irak, berada di level yang jauh lebih tinggi.
“Saya rasa kami telah melakukan itu sepenuhnya. Tapi itu tidak cukup untuk mengalahkan negara-negara sekaliber ini,” tuturnya.
Kendati begitu, Pastoor berharap sepak bola Indonesia terus berkembang dengan fondasi yang lebih kuat. Dia percaya, dengan pembinaan jangka panjang dan dukungan penuh dari masyarakat, Timnas Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di masa depan.
Kini, kepergian Pastoor menandai akhir satu babak dalam perjalanan Timnas Indonesia. Namun, semangat dan kesan positif yang dia tinggalkan bisa menjadi pengingat bahwa cinta dan dukungan publik adalah aset berharga dalam membangun masa depan sepak bola nasional.