Saat di Ligina III, penampilan PSM Makassar harus terhenti di partai puncak oleh Bandung Raya di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta. Saat itu Bandung Raya unggul dengan skor 2-0.
Meski gagal juara, Luciano terus membela PSM beberapa musim kemudian sampai melewati masa krisis ekonomi-politik Indonesia pada 1997-1998. Ketika itu, kompetisi harus diberhentikan sementara.
Setelah kompetisi berjalan lagi pada 1999, Luciano masih bertahan di sepak bola Indonesia. Akhirnya pada 2001 dia memilih membela Persija Jakarta.
Di Persija, Luciano menemukan penampilan terbaiknya. Terang saja, baru bergabung satu musim sudah langsung membanggakan suporter dengan gelar juara pertama kali bagi klub ibu kota tersebut.
Dia langsung merasa cocok dengan pemain-pemain legenda Persija saat itu seperti Gendut Doni, Bambang Pamungkas, Budi Sudarsono dll. Luciano pun bahkan masih bernostalgia dengan masa itu dan diabadikan dalam akun Instagram pribadinya.
Bangun Hotel Makassar di Brasil
Luciano memutuskan gantung sepatu pada 2004. Pada masa awal pensiunnya, dia langsung memanfaatkan gaji yang ditabung dari pendapatan bermain di Indonesia dengan membangun bisnis.
Namun tak disangka bisnis yang dibangun tak jauh-jauh juga bernuansa Indonesia yakni membangun hotel bernama “Makassar”. Satu hal yang lebih hebat lagi, hotel ini didirikan di tempat kelahirannya, di Macae, Rio de Janeiro, Brasil.
Lihat postingan ini di Instagram
Sebuah kiriman dibagikan oleh Luciano Leandro (@lucianogomesleandro)
Hotel ini menjadi satu bentuk kebanggaan Luciano pernah bermain di PSM Makassar. Bukan sekadar nama saja, karena hotel ini menyajikan desain, nama-nama ruangan, hingga sajian kuliner khas Makassar, Sulawesi Selatan, dan Indonesia.