Lebih lanjut, Arteta mencontohkan bagaimana pilot RAF menggunakan komunikasi yang sangat ringkas dan tepat, sebab dalam situasi tempur, kata-kata berlebihan bisa berakibat fatal.
“Jadi, pesawat tempur Inggris, misalnya, saya akan menghubungi mereka, bagaimana mereka berkomunikasi, karena itu hidup atau mati. Saya yakin mereka tidak menggunakan 20 frasa atau 20 kata jika hanya ada satu kata. Jangan bilang, ‘ah, anginnya datang ke sini, sekarang kamu harus belok kiri’, karena boom, mati. Jadi, itu akan menjadi satu kata," kata Arteta.
Mikel Arteta secara terbuka mengakui bahwa ia ingin belajar dari RAF demi meningkatkan komunikasi timnya.
Sebagai penggemar, mungkin hal ini terdengar unik bahkan lucu. Tapi di mata para pemain, Arteta serius dan selalu haus memperbaiki kualitas timnya. Bila jawabannya datang dari luar dunia sepak bola, Arteta siap menerima.
Selama ini, Arteta memang dikenal sebagai sosok yang banyak belajar dari Pep Guardiola, manajer legendaris yang pernah membimbingnya. Namun, Pep hanyalah satu cabang dari ilmu kepelatihan yang dikuasai Arteta.
Kini, sang pelatih menatap ke langit—tepatnya ke dunia Angkatan Udara Kerajaan—untuk mendapatkan inspirasi baru dalam membentuk Arsenal menjadi tim yang lebih tangguh dan efisien.