Pria yang juga menjabat staf khusus Meneg BUMN itu mengatakan, pergerakan suporter selama di stadion akan bisa dipantau dengan adanya sistem pengenal wajah. Jadi, saat suporter buat ulang akan diketahui identitasnya.
"Face recognition, lacak wajah. Jadi, nanti kalau ini jalan, suporter yang melakukan tindakan rasis itu bisa dihukum tidak bisa menonton bola di mana pun," katanya.
"Kalau ada yang lari ke lapangan seperti saat melawan Argentina, itu bisa dihukum tidak bisa menonton timnas, bisa seperti itu. Sebab, sudah pakai Face Recognition," ucapnya.
Sistem pengawasan ini diterapkan untuk menekan berbagai ulah buruk suporter. Arya menyebut, kasus pemukulan orang tidak dikenal kepada Media Officer Madura United FC, Ferdiansyah Alifurrahman menjadi pelajaran buat pihaknya. Jadi, berbagai pencegahan pun akan dilakukan ke depan.
"Misalnya kemarin ada pemukulan terhadap Media Officer Madura, bisa saja itu ke depan suporter (pelakunya) tidak bisa nonton lagi. Kalau jalan, itu akan menjadi revolusi baru dalam masalah teknologi suporter," ujarnya.