Bepe menegaskan, dirinya menolak ikut-ikutan menuding tanpa memahami konteks teknis yang sebenarnya terjadi di balik kegagalan tim nasional. Ia lebih memilih berbicara berdasarkan realita, bukan emosi sesaat.
“Menurut saya, saat saya berbicara saat ini, saya belum memiliki sesuatu yang konkret terkait itu semua. Sehingga saya belum bisa memberikan analisis atau apapun yang bisa disampaikan,” paparnya.
Bepe juga menunjukkan respek tinggi terhadap rekan-rekannya sesama mantan pemain dan komentator sepak bola yang memberikan pandangan konstruktif. Menurutnya, kritik akan bermanfaat hanya bila disampaikan dengan dasar dan niat membangun.
“Saya sangat menghormati teman-teman mantan pemain atau komentator karena saya yakin mereka punya dasar yang kuat,” katanya.
Sebagai penutup, Bepe kembali menyerukan pesan moral yang kuat: berhentilah menyalahkan dan mulailah mendukung.
“Yang ingin saya sampaikan saat ini, seperti yang saya bilang di awal, kita harus mendukung Timnas. Biarkan mereka yang berkompeten yang melakukan evaluasi atas hasil ini, karena hanya itu yang bisa dilakukan. Jadi sekali lagi, di saat-saat seperti inilah mereka butuh kita,” pungkasnya.
Pernyataan Bambang ini sontak menjadi tamparan elegan bagi mereka yang lebih memilih menghujat daripada mendukung. Di tengah badai kritik, Bepe membuktikan dirinya tetap menjadi sosok pemimpin sejati — seseorang yang berbicara dengan kepala dingin, hati besar, dan cinta tulus pada Merah Putih.