“Saya sangat menghargai dia sebagai pemain dan sebagai pribadi. Dia akan menjadi starter melawan Prancis di lini depan, yang dia lakukan enam kali untuk Arsenal,” tambahnya.
Lebih lanjut, mantan pelatih Bayern Munich itu mengungkapkan alasannya bakal menempatkan Havertz sebagai striker saat bersua dengan Les Bleus -julukan Timnas Prancis. Kata dia, pergerakan dan kecepatan eks Bayer Leverkusen itu sangat apik sehingga menghadirkan gaya bermain yang berbeda dengan striker murni yang dimilikinya di skuad Der Panzer -julukan Timnas Jerman.
“Dia punya pergerakan dalam yang bagus dan kecepatan yang sangat bagus. Kami senang bahwa kami memiliki striker di belakangnya, Fulle (Niclas Fullkrug) membawa profil berbeda,” jelas pelatih berusia 36 tahun itu.
“Deniz (Undav) juga bisa bermain di posisi lain. Itu bagus bahwa tidak semua pemain memiliki profil yang sama,” pungkasnya.