Endri menegaskan bahwa PSSI memasang kriteria ketat dalam menentukan sosok pelatih anyar. Federasi menginginkan pelatih yang tidak hanya fokus pada tim nasional, tetapi juga memahami ekosistem sepak bola Indonesia secara menyeluruh.
“Target kami pelatih itu harus all-out, artinya mereka harus lebih banyak di Indonesia daripada di negaranya. Harus punya pengalaman bagus meloloskan ke piala dunia, kalau perlu tinggal bersama keluarganya di Indonesia. Harus berkontribusi ke pelatih lokal, kalau ada lisensi pelatih turut mengisi kursus, dekat juga dengan klub liga 1 liga2,” ujarnya.
Lebih lanjut, Endri menekankan pentingnya kesamaan visi antara pelatih baru dan proyek besar Timnas Indonesia ke depan.
“Filosofi terkait sepakbola harus ditularkan ke pelatih Indonesia. Sehingga menemukan pemain yang tidak canggung lagi ketika ke timnas. Filosofi Indonesia harus 1 visi dengan proyek timnas, mudah-mudahan bisa kita dapatkan. Ini sudah saya laporkan semua ke ketum yang sedang sibuk SEA Games. Biarkan pak Ketum fokus SEA Games dulu,” tambah Endri.
Langkah selektif ini diambil PSSI sebagai evaluasi dari kegagalan Timnas Indonesia pada ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, saat tim masih dilatih Patrick Kluivert. Federasi kini mengincar sosok pelatih dengan rekam jejak kuat dan pengalaman membawa tim lolos ke Piala Dunia, demi mewujudkan target besar tampil di Piala Dunia 2030.
Meski belum mengungkap identitas kandidat secara terbuka, Endri memastikan PSSI telah mengantongi dua nama pelatih potensial. Kedua nama tersebut akan dibahas lebih mendalam dalam rapat Exco PSSI yang dijadwalkan berlangsung setelah Erick Thohir menyelesaikan tugasnya di SEA Games 2025.
Dengan proses yang semakin matang, publik sepak bola nasional kini tinggal menunggu pengumuman resmi pelatih baru Timnas Indonesia, yang diharapkan mampu membawa Skuad Garuda terbang lebih tinggi di level Asia dan dunia.