Di balik suasana latihan yang positif, manajemen Persija juga sedang bergerak senyap di bursa transfer. Fokusnya? Menyempurnakan kekuatan lewat perekrutan pemain asing berkualitas, tapi tak gegabah.
Tak ada transfer instans yang sekadar mengejar nama besar. Persija membangun dengan rencana. Setiap incaran dipilih berdasarkan kebutuhan taktis dan karakter yang cocok dengan filosofi Mauricio Souza.
Ini jadi pembeda Persija musim ini. Alih-alih reaktif, mereka proaktif membangun fondasi — dalam dan luar lapangan. Dan ketika skuad sudah utuh, kekuatan sesungguhnya Persija akan terlihat.
Persija Jakarta jelas tak ingin mengulang musim yang stagnan. Di Super League 2025-2026, Macan kemayoran ingin lebih dari sekadar bersaing, mereka ingin merebut kembali takhta. Dengan kombinasi pemain senior, darah muda Timnas, dan pelatih yang visioner, kekuatan klub Rizky Ridho dan kolega patut diperhitungkan.
Kebangkitan ini bukan sekadar retorika, tapi proyek nyata. Dan mungkin, klub lain baru akan menyadarinya ketika Persija sudah di depan.