Gustavo menyebut, perpisahan di tengah musim ini kurang tepat karena dia pribadi ingin sama-sama berjuang dengan pemain dan tim pelatih bisa lolos dari zona degradasi.
"Saya tidak suka berpisah di tengah musim seperti ini. Saya tidak mau, saya sudah bekerja di Arema dan setiap hari kita bekerja bersama, meski kita kalah, imbang, dan menang. Semua itu sudah dilalui, kadang kita di atas, kadang juga kita turun,” ucap striker 27 tahun itu.
Gustavo menegaskan, keputusan pindah ini bukan atas kemauan pribadinya, melainkan ada kesepakatan antara manajemen Arema dan Persija Jakarta, yang dia akhirnya harus mengikuti proses negoisasi tersebut dengan sangat berat hati.
“Saya pikir Persija sudah bernegosiasi dengan manajemen Arema dan saya sudah berkomunikasi untuk pindah ke Persija. Hal itu masuk dalam bisnis sepak bola termasuk saya (pindah ke Persija). Saya tidak bisa mengontrolnya, justru harus mengikutinya,” ujarnya.
"Tapi, inilah sepak bola. Kadang tidak bisa dikontrol dan saya harus mengikutinya. Ketika saya berbicara tentang ini, apa pun itu, di Arema saya merasa senang. Tapi, saya harus mengikutinya.” ucapnya.