Jika diasumsikan Indonesia bergabung ke EAFF, maka Timnas akan berada di peringkat ke-6. Lima anggota EAFF yang posisinya di atas Indonesia adalah Jepang (24), Korea Selatan (28), China (78), Korea Utara (112), dan Hong Kong (145).
Sementara itu, lima negara Asia Timur lain yang peringkat FIFA-nya berada di bawah Indonesia antara lain adalah Taiwan (157), Makau (182), Mongolia (184), Guam (205), dan Kepulauan Mariana (tidak memiliki peringkat).
Di sisi lain, meski CAFA hanya beranggotakan 6 negara, setidaknya tiga negara di antaranya memiliki ranking 100 besar di peringkat FIFA. Ketiganya antara lain adalah Iran (21), Uzbekistan (83), dan Kirgistan (95).
Sementara tiga lainnya adalah Tajikistan (108), Turkmenistan (135) dan Afghanistan (154). Melihat ranking Indonesia yang ada di posisi 155, tentu Timnas akan punya lawan yang semuanya dapat dikatakan lebih kuat.
Sayangnya, CAFA saat ini tidak memiliki turnamen untuk timnas level senior, seperti di Piala AFF atau Piala EAFF. Namun, salah satu keuntungan jika Indonesia bergabung ke CAFA adanya adanya turnamen kelompok umur yang berjenjang. Antara lain adalah kompetisi untuk putra dan putri mulai dari kelompok usia U-16 hingga U-23.
Itulah perbandingan antara EAFF atau CAFA yang mungkin cocok untuk Indonesia jika seandainya tidak di AFF. Dari perbandingan tersebut, pengamat atau pencinta sepak bola Tanah Air tentunya bisa menentukan sendiri mana yang lebih cocok.