Babak kedua berlangsung lebih dramatis. Milan yang terus menekan tampak frustrasi karena beberapa kali peluang mereka digagalkan Audero. Pada menit ke-52, Leao sudah berhadapan satu lawan satu, tetapi keberanian Audero menutup ruang tembakan membuat bola gagal masuk.
Justru Cremonese yang berhasil mencuri gol lagi di menit ke-61. Federico Bonazzoli melakukan overhead kick menawan yang membuat Mike Maignan mati langkah. Gol spektakuler tersebut mengembalikan keunggulan Cremonese menjadi 1-2 dan membuat stadion San Siro hening.
Milan mencoba segala cara untuk menyamakan kedudukan. Serangan demi serangan hadir dari Theo Hernandez dan Pulisic. Namun di menit ke-79, Audero kembali melakukan penyelamatan penting ketika bola sepakan keras Hernandez mengarah ke pojok atas gawang. Refleks brilian itu menjaga keunggulan Cremonese tetap utuh.
Hingga wasit meniup peluit panjang, skor 1-2 tidak berubah. Cremonese mencatat kemenangan bersejarah di San Siro, hanya kemenangan kedua mereka sepanjang sejarah Serie A di markas Milan. Peran Emil Audero jelas tak tergantikan, dia menjadi dinding kokoh yang membuat frustrasi barisan penyerang Rossoneri.
Kemenangan ini bukan sekadar tiga poin pertama Cremonese di musim 2025-2026, melainkan juga pernyataan tegas bahwa mereka mampu bersaing dengan klub raksasa. Emil Audero pun dipuji karena ketangguhannya, dengan beberapa media asing menilai penyelamatannya seharga kemenangan tim.
Bagi AC Milan, kekalahan ini adalah awal yang pahit. Meski unggul dalam penguasaan bola dan jumlah tembakan, mereka gagal menembus pertahanan lawan karena performa luar biasa kiper berdarah Indonesia-Italia itu.