Dengan tidak adanya pelatih kepala di tim senior, PSSI memilih memanfaatkan waktu untuk memperkuat jenjang U-23 sebagai fondasi masa depan sepak bola Indonesia. Fokus utama kini diarahkan pada pembentukan tim muda yang tangguh, kompetitif, dan siap bersaing di kawasan Asia Tenggara maupun level Asia.
Erick juga menegaskan, keputusan ini bukan berarti Indonesia pasif di kancah internasional. Sebaliknya, langkah tersebut diambil sebagai bagian dari strategi jangka panjang yang selaras dengan program 17 cabang olahraga unggulan yang menjadi fokus pemerintah.
“Kita tetap punya blueprint yang jelas, dan sepak bola menjadi bagian penting dari pengembangan atlet nasional,” ujarnya.
Selain mempersiapkan SEA Games, PSSI juga tengah menata struktur kepelatihan dan manajemen Timnas agar lebih solid. Erick menekankan pentingnya kesinambungan antara Timnas senior, U-23, dan kelompok usia lainnya agar sistem pembinaan berjalan lebih terarah.
Dengan fokus sementara pada Timnas U-23, Indonesia diharapkan mampu menorehkan prestasi membanggakan di SEA Games 2025. Sukses di ajang tersebut diharapkan menjadi langkah awal kebangkitan sepak bola nasional setelah periode sulit di kualifikasi Piala Dunia.