Usai interval, tekanan Han Yue makin kuat. Ia unggul 18-13 dan nyaris menyudahi permainan lebih cepat. Tapi Gregoria tak menyerah begitu saja. Atlet binaan Pelatnas PBSI itu berhasil memperkecil ketertinggalan menjadi 18-19 dan sempat membuka peluang untuk memaksakan rubber game.
Sayangnya, dua kesalahan terakhir membuat langkah Gregoria harus terhenti. Han Yue memanfaatkan peluang dengan baik dan menyegel kemenangan 21-18. Kekalahan ini membuat harapan Indonesia di sektor tunggal putri pupus di turnamen level Super 1000 tersebut.
China Open 2025 sendiri merupakan salah satu turnamen elite dalam kalender BWF World Tour dengan total hadiah mencapai USD 2 juta (sekitar Rp32,4 miliar). Kemenangan atas Gregoria memastikan Han Yue melangkah ke semifinal mewakili tuan rumah.
Gregoria sendiri merupakan peraih medali perunggu Olimpiade Paris 2024 dan saat ini masih menjadi andalan utama Indonesia di sektor tunggal putri. Kekalahan ini tentu menjadi bahan evaluasi menjelang turnamen-turnamen besar selanjutnya seperti Denmark Open dan French Open.
PBSI diperkirakan akan mengevaluasi sektor tunggal putri, termasuk untuk memperkuat konsistensi performa Gregoria dalam fase penting pertandingan. Meski tersingkir, semangat dan perjuangannya tetap mendapatkan apresiasi dari para penggemar bulu tangkis Tanah Air.