Memasuki babak kedua, performa Inter sempat menurun. Denzel Dumfries diganjar kartu kuning karena mendorong Zaccagni, sementara Mattéo Guendouzi memaksa Sommer bekerja keras menepis bola. Melihat timnya kehilangan intensitas, pelatih Cristian Chivu melakukan dua pergantian sekaligus di menit ke-56 — keputusan yang terbukti jitu.
Enam menit berselang, Barella memberikan bola kepada Martínez, yang kemudian mengoper ke Dimarco. Bek sayap itu mengirim umpan datar akurat ke dalam kotak penalti dan disambar Bonny untuk menggandakan keunggulan menjadi 2-0 bagi Inter.
Tak lama kemudian, Piotr Zieliński sempat mencetak gol indah ke gawang Ivan Provedel, namun wasit menganulirnya karena bola sempat mengenai tangan Dimarco dalam proses serangan. Lazio mencoba memperkecil ketertinggalan lewat Pedro dan Mario Gila, tetapi keberuntungan belum berpihak. Tembakan Pedro melenceng tipis, sementara sundulan Gila dari bola mati hanya membentur tiang dan gagal melewati garis gawang.
Sommer kembali menjadi tembok terakhir saat menahan peluang Luca Pellegrini, memastikan Inter mempertahankan keunggulan hingga akhir laga. Kemenangan ini menjadi yang ke-11 dari 12 pertandingan terakhir Nerazzurri di semua kompetisi, sekaligus mengakhiri catatan enam laga tanpa kekalahan Lazio.
Bagi Inter, kemenangan ini bukan hanya soal tiga poin, melainkan momentum besar dalam perburuan Scudetto. Statistik menarik menunjukkan tiga tim terakhir yang memimpin klasemen Serie A pada jeda internasional bulan November selalu keluar sebagai juara di akhir musim. Jika tren itu berlanjut, pasukan Cristian Chivu berpeluang besar mengulang sejarah.