MEDAN, iNews.id – Timnas Indonesia U-17 hanya membawa tiga pemain diaspora untuk Piala Kemerdekaan 2025. Ketiga nama yang masuk daftar adalah Matthew Baker, Eizar Jacob, dan Noha Pohan.
Sementara enam pemain diaspora lainnya harus absen karena sejumlah kendala administratif dan teknis.
Pelatih Timnas Indonesia U-17, Nova Arianto, menjelaskan secara gamblang alasan di balik keputusan ini. Menurutnya, seleksi pemain diaspora untuk kelompok usia muda memang jauh lebih kompleks, terutama soal dokumen dan status kewarganegaraan.
"Karena memang mereka masih berusia di bawah usia 17. Jadi, setelah mereka datang, kami cek semuanya dari masalah dokumen, masalah orang tua, masalah semuanya. Memang ada beberapa pemain yang rata-rata orang tuanya tidak mempunyai paspor Indonesia," kata Nova di Medan, Senin (11/8/2025).
Nova mengungkapkan bahwa beberapa pemain tidak bisa dinaturalisasi karena tidak memenuhi syarat hukum. Meski memiliki darah Indonesia, banyak dari mereka yang orang tuanya tak memiliki paspor Indonesia, sehingga proses administrasi pun terhambat.
"Sehingga dengan mereka tidak mempunyai paspor Indonesia, otomatis mereka tidak bisa dinaturalisasi. Karena mereka masih di bawah U17," tambah pelatih berusia 45 tahun itu.
Selain itu, alasan lain datang dari pihak klub asal para pemain diaspora. Karena Piala Kemerdekaan bukan bagian dari kalender resmi FIFA, beberapa klub memilih untuk tidak memberikan izin kepada pemain mereka.
"Selain beberapa pemain yang memang kedua orang tuanya tidak memiliki paspor kan tidak bisa kita bawa di Piala Kemerdekaan. Yang kedua, memang masalah izin club. Karena ada beberapa pemain yang memang saya harapkan bisa tampil di sini tetapi tidak di izin klub," jelas Nova.