Beberapa nama yang sudah bergabung adalah Petar Sucic dan Luis Henrique, yang bahkan sudah melakoni debut di ajang Piala Dunia Antarklub 2025. Sucic ditebus dengan harga 16,5 juta euro (sekitar Rp284 miliar), sementara Henrique didatangkan dari Marseille dengan mahar sekitar 25 juta euro (sekitar Rp430 miliar).
Tak hanya itu, Inter juga mempermanenkan status Nicola Zalewski dengan nilai transfer sekitar 6 juta euro (sekitar Rp103 miliar). Dan yang terbaru, mereka tengah merampungkan proses transfer Ange-Yoan Bonny dari Parma, dengan nilai sekitar 25 juta euro.
Berbeda dari era sebelumnya di bawah kepemilikan Suning Group, Inter kini tidak lagi mengandalkan pemain veteran yang bergabung sebagai free agent. Pendekatan lama memang membantu menekan biaya transfer, tetapi seringkali diimbangi dengan beban gaji yang tinggi serta risiko penurunan performa.
Dengan pendekatan baru bersama Oaktree, Inter berusaha membangun tim yang lebih muda, dinamis, dan kompetitif dalam jangka panjang. Transformasi ini bukan hanya menjawab tantangan finansial, tetapi juga membuka peluang untuk menjadikan Inter sebagai kekuatan berkelanjutan di Eropa.
Transformasi ini terjadi bersamaan dengan perubahan besar di sisi manajerial. Setelah kepergian Simone Inzaghi, Inter kini menunjuk Cristian Chivu sebagai pelatih kepala. Penunjukan ini selaras dengan proyek jangka panjang klub yang ingin mengembangkan talenta dan membentuk skuad masa depan.
Inter kini tidak sekadar mengejar trofi di musim ini, tetapi juga membangun fondasi untuk dominasi dalam beberapa tahun ke depan. Dengan stabilitas finansial dari Oaktree dan visi jangka panjang dari Marotta, Nerazzurri tampak siap memasuki era kejayaan baru.