Saat menghadapi Estonia, Gattuso menurunkan formasi 4-2-3-1 yang tampil agresif. Namun dia mengakui pendekatan itu tidak bisa selalu diterapkan. Menghadapi Israel yang bermain dengan formasi 5-4-1 dan mengandalkan serangan balik cepat, Gattuso siap melakukan penyesuaian.
“Ini laga di mana kami harus sangat waspada terhadap transisi mereka. Mereka punya pemain dengan kecepatan dan kualitas. Kami sudah mencoba memainkan dua penyerang, tapi bukan itu masalahnya. Yang penting adalah bagaimana memainkan bola di wilayah mereka dan mengontrol pertandingan,” ungkapnya.
Beberapa laporan menyebut Giacomo Raspadori dan Manuel Locatelli berpeluang masuk starting XI bila Gattuso mengubah strategi ke formasi 4-3-3.
“Dua penyerang bisa berjalan, tetapi kami harus selalu mencari keseimbangan. Mereka tipe pemain yang bekerja keras menghubungkan lini dan memberi kedalaman pada tim. Laga melawan Israel akan berbeda total dibanding Estonia,” jelas Gattuso.
Pelatih berusia 47 tahun itu juga memberikan apresiasi kepada para pemain pengganti yang tampil melawan Estonia.
“Saya ingin memberi selamat kepada Cambiaso, Raspadori, dan yang lainnya yang masuk dari bangku cadangan. Mereka menunjukkan sikap yang tepat dan memberi energi pada tim. Jika Anda bisa mengganti 45 persen starter dan level permainan tetap sama, itu keuntungan besar,” tegasnya.
Dengan kemenangan telak di debut dan atmosfer positif di skuad, Italia jelas mendapat suntikan moral. Namun Gattuso kembali menekankan ujian sejati adalah konsistensi. Bagi Azzurri, laga melawan Israel akan menjadi pembuktian apakah perubahan yang diusung pelatih baru bisa terus berlanjut.