MALANG, iNews.id – Atmosfer panas dan penuh semangat yang dulu menghiasi Stadion Kanjuruhan kini tinggal kenangan. Setelah tragedi memilukan yang menewaskan 135 orang dan melukai ribuan lainnya pada 1 Oktober 2022, Arema FC masih berjuang bangkit—bukan hanya di lapangan, tapi juga dari dinginnya tribun yang kini sepi.
Tiga laga terakhir mereka di Stadion Kanjuruhan nyaris tanpa kehadiran ribuan Aremania yang dulu jadi “pemain ke-12”. Di laga pembuka Super League musim 2025/2026, hanya 2.336 tiket yang terjual dari 5.000 yang disediakan panitia. Padahal, stadion berkapasitas 21.600 penonton itu sudah diperbolehkan diisi hingga 75 persen dari kapasitas total.
Kondisi ini membuat pelatih Arema FC, Marcos Vinicius dos Santos Goncalves, tak bisa menyembunyikan rasa rindunya terhadap dukungan penuh dari tribun.
“Saya melihat bagaimana PSIM didukung penuh suporter di Sultan Agung. Tapi saya hanya bermimpi bagaimana kalau Stadion Kanjuruhan penuh dengan Aremania. Tentunya kami ingin merasakan dukungan seperti itu agar pemain semakin bersemangat. Karena kami tidak mendapatkan itu kemarin,” ungkap Marcos, Senin (18/8/2025).
Suasana berbeda memang terlihat ketika Arema bertandang ke markas PSIM Yogyakarta. Stadion Sultan Agung penuh sesak oleh Brajamusti, suporter setia PSIM. Hal itulah yang membuat Marcos semakin berharap atmosfer serupa bisa kembali ke kandang Singo Edan.
“Saya percaya bahwa para pemain bisa mendapat energi tambahan dari tribun. Itu terbukti kemarin saat melawan PSIM, mereka terus mendapatkan dukungan tanpa henti, hingga akhirnya berhasil menyamakan kedudukan,” tambahnya.