Oleh karena itu, Erick menegaskan, PSSI mendukung langkah hukum yang saat ini tengah berjalan. PSSI mendukung penegakan sanksi hukum maksimal yang dijatuhkan kepada tersangka.
“Kami akan dorong adanya hukuman maksimal, tanpa harus berpolemik siapa. Kita ada sistem pengadilan, pengadilan lah yang memproses. Kami tidak dapat mengintervensi sistem peradilan, tetapi kami mendorong sanksi itu,” tutur Erick.
Erick menekankan bahwa jika proses perbaikan pasca Tragedi Kanjuruhan perlu terus dilanjutkan. Termasuk salah satunya adalah rencana perbaikan Stadion Kanjuruhan.
Pemerintah Pusat telah memasukan Stadion Kanjuruhan sebagai salah satu dari 22 stadion yang diperbaiki. Salah satu targetnya adalah perbaikan akses suporter di stadion dan memastikan suporter pulang dengan selamat.
“Memang ada yang menginginkan agar stadion ini tidak direnovasi. Namun, keputusan harus diambil, Stadion ini mau diapakan. Karena pemerintah pusat sendiri telah memasukan Stadion Kanjuruhan sebagai salah satu dari 22 Stadion yang dibangun,” ucapnya.
Erick menyampaikan bahwa dampak Tragedi Kanjuruhan sangat besar pada langkah perbaikan persepakbolaan Indonesia. Diawali dengan kehadiran FIFA ke Indonesia, dengan keinginan publik Tanah Air untuk membangun sepak bola secara serius.
Kemudian, diputuskan bahwa selama kompetisi liga, untuk sementara tidak dihadiri oleh suporter dari tim tamu. Keputusan tersebut diambil untuk mencegah terulangnya kembali Tragedi Kanjuruhan.
"Dengan kerendahan hati kami memohon suporter bersabar. Kami tidak bermaksud mengekang. Itu bagian dari regulasi. Kami terbuka. Saya pastikan PSSI hadir. Kami hadir untuk perbaiki sepak bola, saya tidak ingin PSSI disebut terus berdiam diri,” katanya.