Sejak 7 Oktober 2023, serangan Israel di Gaza tidak hanya menghancurkan rumah sakit, sekolah, dan infrastruktur vital, tetapi juga secara sistematis menargetkan sektor olahraga Palestina. PFA menyebut olahraga merupakan pilar penting identitas nasional yang kini berada di ujung tanduk.
Komite Olimpiade Palestina (POC) pada 29 Juli 2025 melaporkan bahwa sepanjang Juli saja, pasukan Israel telah menewaskan 40 atlet Palestina di Gaza dan Tepi Barat. Mereka bukan korban di medan perang, melainkan tewas saat melakukan aktivitas kemanusiaan.
“Setiap hari, babak baru tragedi olahraga Palestina terungkap. Para atlet ini tidak terbunuh di medan perang; mereka dibunuh saat mengejar anak-anak mereka atau mencari air dan obat-obatan. Perang kelaparan ini kini memburu para atlet, sama seperti yang terjadi pada dokter dan warga sipil,” tulis POC.
Data terakhir menyebut, sejak perang genosida dimulai, Israel telah menewaskan sedikitnya 61.158 warga Palestina dan melukai 151.442 orang, mayoritas adalah anak-anak dan perempuan. Angka ini mencerminkan skala tragedi kemanusiaan yang terus memburuk.
Kematian Suleiman Al-Obaid bukan hanya kehilangan bagi dunia sepak bola Palestina, tetapi juga simbol kehancuran mimpi dan masa depan olahraga di wilayah yang terus dilanda konflik. Bagi rakyat Palestina, warisan perjuangan dan prestasinya akan tetap hidup, meski ia telah tiada.