Tuchel mengaku kecewa karena merasa performa tim tidak sepenuhnya mendapat pengakuan.
“Dan kami tidak pernah merasa kami berhasil meyakinkan orang-orang dan mereka mengakui performa kami. Kadang hal itu membuat kamu sedikit sedih atau marah,” lanjutnya.
Menurut Tuchel, ekspektasi di PSG berada pada level yang sangat tinggi dan tidak selalu diiringi apresiasi terhadap kerja tim di kompetisi domestik.
“Ekspektasi di sini sangat ekstrem. Kamu merasa apresiasi terhadap apa yang kami lakukan, terutama di liga, tidak ada seperti di Bayern Munchen,” ujarnya.
Natal pahit tersebut kemudian menjadi penanda berakhirnya era Tuchel di Paris, meski jejak prestasi dan sejarah final Liga Champions tetap melekat pada namanya.